Pada setiap karya batik, terdapat makna mendalam yang tersimpan dalam setiap motifnya. Salah satu motif yang menarik perhatian adalah Trimina, yang sering dipakai oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dan memiliki filosofi yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial.
Motif batik Trimina bukan hanya sekadar pilihan estetika, tetapi juga mewakili sebuah pesan yang dalam. Dengan menggambarkan tiga ikan yang menyatu, motif ini menjelaskan pentingnya kebersamaan dan saling memahami di tengah kebinekaan masyarakat.
Dalam dunia batik, setiap motif memiliki cerita sendiri. Trimina, yang berarti “tiga ikan,” adalah salah satu contoh yang menunjukkan bagaimana seni dan makna bertautan erat. Melalui penggunaan motif ini, Purbaya tidak hanya melambangkan kecintaannya pada budaya, tetapi juga mengekspresikan nilai-nilai kehidupan yang universal.
Menggali Makna dalam Motif Batik Trimina
Motif Trimina mengungkapkan simbolisme yang sangat menarik, terdiri dari tiga badan ikan yang bersatu. Setiap elemen dalam desain ini memiliki arti, yang mengajak kita untuk merenungkan tentang kesatuan dan perbedaan dalam hidup.
Dalam konteks spiritual, motif ini membawa pesan yang dalam tentang kebersatuan dalam keberagaman. Ikan sebagai simbol, mengingatkan kita bahwa meski tampak berbeda, kita semua memiliki asal dan tujuan yang sama sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
Konsep Trimina juga mencerminkan filosofi “Bhinneka Tunggal Ika,” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Melalui desain ini, kita diingatkan untuk saling menghargai dan menerima perbedaan yang ada di antara kita.
Nilai-nilai Spiritual dalam Batik Trimina
Salain aspek sosial, Trimina juga mengandung nilai-nilai spiritual yang menguatkan kehidupan sehari-hari. Simbol ikan ini menggambarkan pengajaran tentang keikhlasan, yang erat kaitannya dengan spirituality.
Kata “iwak” yang berarti ikan, berasal dari istilah “Ikhlas ning awak,” mengingatkan kita untuk hidup dengan keterbukaan hati. Dalam arti praktis, hal ini mengajak kita untuk menerima segala perbedaan dan tantangan dengan penuh lapang dada.
Lebih jauh lagi, iwak telu sirah sanunggal dalam motif ini juga merefleksikan ajaran tarekat Syattariyah. Ajaran ini mengedepankan konsep kebersatuan antara manusia dan penciptanya, untuk menjalin ikatan yang harmonis dalam masyarakat.
Peran Batik dalam Budaya dan Sosial
Batik sebagai warisan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Penyampaian pesan melalui motif batik menciptakan ruang dialog antara generasi yang lalu dan sekarang.
Melalui batik Trimina, kebudayaan Indonesia tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang. Motif ini menjadi simbol untuk menyebarkan nilai-nilai keharmonisan yang relevan dengan tantangan zaman kini.
Ketika masyarakat mengenakan batik, mereka juga memperkuat identitas budaya. Dengan demikian, batik menjadi lebih dari sekadar kain, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral yang mendalam tentang kehidupan.




