loading…
Foto: Doc. Istimewa
Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), M. Fankar Umran, telah meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen dengan predikat Cumlaude, dengan IPK sempurna 4.00 dari Universitas Tarumanagara. Pencapaian luar biasa ini dicapai setelah berhasil mempertahankan disertasi yang berfokus pada perilaku Generasi Z (Gen Z) Indonesia dalam konteks teknologi asuransi atau Insurtech.
Disertasi yang ditulis oleh Fankar berjudul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keinginan Menggunakan Teknologi Asuransi (Insurtech) di Kalangan Generasi Z di Indonesia dengan Menggunakan Extended D-M Model.” Ini adalah kontribusi yang sangat penting bagi industri keuangan, terutama dalam memahami kebutuhan dan perilaku generasi penerus.
Gen Z dikenal sebagai kelompok yang memiliki perilaku transaksi yang hampir sepenuhnya cashless dan sangat bergantung pada ekosistem digital. M. Fankar Umran menekankan bahwa meskipun kelompok usia ini mencakup sekitar 27,5% dari total populasi Indonesia, penetrasi asuransi melalui jalur Insurtech masih tergolong rendah, dengan kontribusi hanya sekitar 1% dari total premi asuransi nasional.
Memahami Gen Z dan Karakteristik Digitalnya yang Unik
Generasi Z merupakan generasi yang tumbuh di era digital, di mana internet dan teknologi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Karakteristik ini menciptakan tantangan dan peluang yang unik bagi industri asuransi dalam hal adopsi teknologi baru.
Keinginan untuk menggunakan produk dan layanan digital semakin meningkat di kalangan Gen Z. Namun, hal ini tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan yang ada di lapangan, di mana adopsi Insurtech masih agak lambat.
Untuk menarik perhatian Gen Z, penting bagi perusahaan asuransi untuk memahami nilai-nilai dan harapan mereka. Misalnya, mereka lebih menghargai transparansi, kemudahan akses, dan pengalaman pengguna yang baik.
Paradoks Penetrasi Insurtech di Indonesia
Faktar unik dalam studi Fankar Umran menunjukkan bahwa meski Gen Z memiliki potensi besar sebagai pengguna Insurtech, tingkat penetrasi asuransi digital di Indonesia masih terhambat. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini.
Salah satu kendala utama adalah rendahnya kesadaran tentang pentingnya perlindungan asuransi di kalangan Gen Z. Meskipun mereka sudah akrab dengan teknologi, pemahaman tentang produk asuransi sering kali masih kurang.
Perusahaan asuransi juga harus beradaptasi dengan ritme cepat perubahan teknologi. Mereka perlu menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga mudah dipahami dan diakses oleh Gen Z.
Peluang Inovasi dalam Industri Asuransi yang Perlu Diketahui
Dengan dinamika yang berkembang, industri asuransi memiliki kesempatan untuk berinovasi lebih lanjut, terutama dalam hal penggunaan teknologi yang ramah pengguna. Pengembangan aplikasi mobile yang intuitif adalah salah satu langkah strategis untuk menjangkau Gen Z.
Inovasi dalam produk asuransi juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik generasi ini. Misalnya, menyediakan produk yang lebih fleksibel dan sesuai dengan gaya hidup mereka.
Penting untuk menciptakan pengalaman yang menarik dan mendidik bagi Gen Z. Melalui konten yang informatif dan interaktif, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan konsumen muda ini.




