Pemerintah Kabupaten Probolinggo tengah berupaya mengentaskan kemiskinan di daerahnya yang tercatat sebagai salah satu yang paling miskin di Jawa Timur. Langkah tersebut ditempuh melalui pengembangan ekowisata berkelanjutan, yang diharapkan dapat memajukan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan mengandalkan potensi alam yang ada, Probolinggo meluncurkan Program Ekowisata 7 Ranu yang dipimpin oleh Bupati Mohammad Haris. Inisiatif ini juga merupakan bagian dari upaya menciptakan ekosistem pariwisata yang saling mendukung antara berbagai pihak.
Festival 7 Ranu yang digelar pada 7-16 November 2025 menjadi ajang untuk mengenalkan tujuh danau alami yang cantik di daerah ini. Melalui festival ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menghargai keindahan alam di sekitar mereka.
Pentingnya Ekowisata bagi Pembangunan Daerah
Ekowisata bukan hanya sekedar daya tarik wisata, tetapi juga berfungsi sebagai pendorong utama dalam pembangunan ekonomi lokal. Melalui pengelolaan yang baik, potensi wisata alam ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar secara signifikan.
Dengan banyaknya objek wisata seperti danau dan air terjun, Probolinggo mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah. Ini memberi peluang bagi pelaku usaha lokal untuk mengembangkan sektor bisnis, seperti kuliner dan kerajinan tangan.
Bupati Mohammad Haris menegaskan bahwa pariwisata harus menjadi ujung tombak kebangkitan ekonomi. Dengan pengembangan ekowisata, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari kekayaan alam yang dimiliki.
Sinergi Pentahelix dalam Pengembangan Ekowisata
Program Ekowisata 7 Ranu melibatkan berbagai pihak dalam proses pengelolaannya, sebuah pendekatan yang dikenal sebagai sinergi pentahelix. Pendekatan ini meliputi pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media untuk membangun ekosistem yang lebih berkelanjutan.
Setiap pihak memiliki peran penting dalam mewujudkan visi ini. Pemerintah bertugas sebagai fasilitator dan pengatur kebijakan, sementara masyarakat berperan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Peran akademisi dan media juga tidak kalah pentingnya, karena mereka bisa menyebarluaskan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekowisata. Dengan kolaborasi ini, diharapkan kekuatan kolektif dapat memberikan dampak yang positif bagi daerah.
Festival 7 Ranu: Ajang Promosi Potensi Alam
Festival 7 Ranu diharapkan menjadi platform untuk memperkenalkan keindahan tujuh danau yang berada di Probolinggo. Setiap danau memiliki keunikannya masing-masing yang menarik untuk dieksplorasi oleh para wisatawan.
Acara ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga mereka dapat merasakan langsung manfaat dari sektor pariwisata. Selain itu, festival ini juga menjadi ajang untuk menampilkan produk lokal serta budaya daerah.
Melalui festival, para pelaku usaha dapat menjalin jaringan yang lebih luas dengan pihak-pihak yang tertarik pada potensi Probolinggo. Ini bisa membuka lebih banyak peluang bisnis dan meningkatkan ekonomi lokal secara keseluruhan.
Kendala dan Tantangan yang Dihadapi dalam Pengembangan Ekowisata
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan ekowisata di Probolinggo juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu di antaranya adalah kurangnya infrastruktur pendukung yang memadai untuk menunjang dampak pariwisata.
Dari akses jalan, akomodasi, hingga fasilitas umum lainnya masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, kolaborasi antar pihak terkait sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan ekowisata.
Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam juga menjadi faktor penting. Masyarakat perlu diajak untuk berpartisipasi aktif agar tidak hanya menikmati hasil, tetapi juga menjaga lingkungan dan potensi wisata yang ada.



