loading…
Wan Sabrina Mayzura menjadi wisudawan termuda pada wisuda ke-132 ITS, Sabtu (20/9/2025). Foto/ITS.
Adalah Wan Sabrina Mayzura atau yang akrab disapa Sabrina, memulai kisah perjuangan pendidikannya sejak di bangku SD pada usia yang masih 5 tahun. Di SDN 50 Bengkalis, Sabrina mulai beradaptasi dengan pembelajaran bersama teman-teman yang lebih tua usianya.
Baca juga: Kisah Safira Nur Aini, Wisudawan Magister Termuda UGM yang Peduli Pertanian
“Saat itu, tak banyak SD yang dapat menerima siswa seusia saya, sehingga saya bersyukur bisa sekolah duluan,” ungkap gadis kelahiran Pekanbaru, 20 Mei 2005 tersebut, melalui siaran pers, Sabtu (20/9/2025).
Tak ingin menyiakan kesempatan, putri dari pasangan Wan Muhammad Faizal dan Dariana tersebut juga menempuh masa pendidikan yang lebih cepat di SMAN 8 Pekanbaru. Penerima Beasiswa Pemerintah Provinsi Riau ini menyelesaikan SMA dalam kurun waktu dua tahun hingga melanjutkan pendidikan ke ITS di usia 16 tahun. Hal ini membuatnya merasakan bangku perkuliahan lebih dulu dibanding remaja seusianya.
Kisah Wan Sabrina menggambarkan semangat dan dedikasi yang luar biasa dalam menuntut ilmu. Di tengah tantangan yang ada, ia berhasil menunjukkan kemampuan dan ketahanan yang patut dicontoh. Melanjutkan pendidikan lebih cepat adalah keputusan berani yang diambilnya sejak dini.
Penentuan gelar wisudawan termuda bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari kerja keras dan disiplin dalam belajar. Sabrina tidak hanya berhasil mencapai tujuannya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya yang menginginkan pendidikan tinggi.
Dengan segala pencapaiannya, Sabrina merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan dapat mengubah hidup seseorang. Dia menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin dicapai dalam dunia akademik.
Kisah Inspiratif Wan Sabrina di Dunia Pendidikan
Pendidikan selalu menjadi pilar penting dalam membentuk karakter dan masa depan seseorang. Wan Sabrina, yang memulai pendidikan formalnya di usia yang sangat muda, membuktikan hal ini. Sekolah di SDN 50 Bengkalis adalah langkah pertamanya untuk menggapai cita-cita.
Pemilihan sekolah yang sesuai sangat krusial, terutama untuk anak-anak yang lebih muda daripada teman-teman sekelas mereka. Sabrina beradaptasi dengan baik, menunjukkan bahwa lingkungan pendidikan yang inklusif dapat mendukung perkembangan anak.
Selama di SD, Sabrina menunjukkan kemampuannya dalam berbagai bidang akademis. Keinginannya untuk belajar dan berprestasi membawanya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan lebih cepat daripada kebanyakan siswa seusianya.
Pendidikan Menengah yang Lebih Cepat dan Beasiswa
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Sabrina melanjutkan ke SMAN 8 Pekanbaru, di mana dia mempercepat masa studinya. Menyelesaikan SMA dalam waktu dua tahun adalah pencapaian yang mengesankan bagi remaja seusianya.
Keberhasilan Sabrina dalam menyelesaikan pendidikan menengah dengan cepat memberi peluang baru untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Dengan mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Riau, ia dapat mengurangi beban finansial keluarga.
Mendapatkan beasiswa adalah langkah penting bagi Sabrina untuk mencapai cita-citanya. Selain itu, beasiswa tersebut juga menunjukkan bahwa prestasi akademisnya diakui dan dihargai di tingkat yang lebih tinggi.
Menggapai Pendidikan Tinggi di Usia Muda
Sabrina melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di usia 16 tahun. Ini adalah pencapaian luar biasa yang tidak banyak diraih oleh remaja seusianya. Dia bersemangat untuk meneruskan pendidikan di bidang Teknik Informatika.
Selama di ITS, Sabrina harus menghadapi berbagai tantangan akademis yang kompleks. Namun, dengan tekad dan motivasi yang tinggi, ia mampu mengatasi semua rintangan yang ada di depannya.
Rasa ingin tahunya yang besar dan semangat untuk belajar membuatnya semakin unggul dalam bidang studi yang dipilihnya. Sabrina mampu meraih prestasi yang membanggakan dan memenuhi semua syarat untuk lulus dengan gelar yang diimpikannya.