loading…
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi terus berupaya memperkuat sistem penanganan bencana di wilayah Sumatra Utara melalui kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi. Dukungan ini sangat penting mengingat banyaknya dampak yang dirasakan oleh sivitas akademika di daerah tersebut akibat bencana yang terjadi.
Per 6 Desember 2025, tercatat ada sebanyak 14 perguruan tinggi yang dilanda bencana, yang mengakibatkan lebih dari 2.700 orang mengalami gangguan dalam aktivitas belajar mereka. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kegiatan akademik, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis bagi mahasiswa dan dosen terdampak yang harus diungsi.
Sebagai respons cepat terhadap situasi ini, kementerian telah bekerjasama dengan institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan dampak bencana. Selain itu, mereka juga berupaya mendistribusikan bantuan darurat dan merencanakan revitalisasi kawasan yang terkena dampak.
Kolaborasi Perguruan Tinggi dalam Penanganan Bencana
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan memerankan peran penting dengan memberikan dukungan psikososial kepada masyarakat, terutama anak-anak yang terdampak. Tim mereka menyediakan Psychological First Aid (PFA) untuk membantu mengurangi tingkat stres dan memfasilitasi adaptasi di tengah situasi krisis.
Tidak kalah penting, Universitas Aufa Royhan juga mengambil inisiatif dengan membuka posko bantuan di kampusnya. Mereka mengirimkan relawan ke lokasi bencana untuk menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan bantuan segera.
Universitas Jambi menyusul dengan melakukan peninjauan langsung ke daerah Tapanuli Selatan untuk memberikan logistik, membuka posko, dan menyediakan layanan konseling bagi masyarakat yang membutuhkan dukungan mental setelah bencana.
Pentingnya Revitalisasi Pasca Bencana
Revitalisasi kawasan yang terdampak bencana menjadi salah satu fokus utama kegiatan yang dilaksanakan setelah penanganan awal. Proses ini tidak hanya bertujuan mengembalikan kondisi fisik, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
Kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah menjadi kunci dalam memastikan revitalisasi berlangsung secara efektif. Dengan keterlibatan berbagai pihak, program revitalisasi dapat lebih terarah dan berfungsi menyeluruh dalam membantu masyarakat kembali ke kehidupan normal.
Keberadaan tenaga ahli dari perguruan tinggi dalam proses revitalisasi juga sangat berharga. Mereka dapat memberikan masukan berdasarkan riset dan pengalaman yang mendalam di bidang masing-masing, sehingga berbagai program dapat berjalan sesuai harapan masyarakat.
Peran Komunitas Akademis dalam Penanganan Bencana
Komunitas akademis memiliki kemampuan unik dalam menghadapi bencana, berkat sumber daya manusia yang terlatih dan berpengetahuan. Saat bencana seperti ini terjadi, mereka dapat segera menyusun berbagai program bantuan dan inovasi untuk membantu masyarakat.
Pendidikan dan pelatihan yang ada di perguruan tinggi membuat mahasiswa dan dosen mampu merespons dengan cepat terhadap kebutuhan masyarakat. Misalnya, program-program yang berfokus pada penanggulangan bencana dapat menjadi acuan dalam upaya penanganan krisis di masa mendatang.
Dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam proses rehabilitasi, perguruan tinggi dapat memperkuat solidaritas dan kerjasama. Langkah-langkah seperti ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat dalam menghadapi bencana di masa depan.




