Muhammad Naufal Arsy Katon, seorang wisudawan Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dari Institusi Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), telah menunjukkan bahwa prestasi akademik tidak harus menjadi satu-satunya fokus bagi seorang mahasiswa. Sebaliknya, dia berhasil menggabungkan antara pencapaian akademik dengan keberanian terjun ke dunia bisnis dan sosial.
Kisahnya dimulai di Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo, di mana dia belajar tentang kemandirian. Nilai-nilai ini menjadi landasan penting ketika Arsy memutuskan untuk memulai usaha sendiri saat menjalani perkuliahan.
Sejak awal kuliah, Arsy sudah berani melangkah ke dunia wirausaha. “Saya merasa ini adalah kesempatan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan yang saya dapatkan di bangku kuliah,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan. Pada tahun 2021, dia mendirikan warung kopi sederhana bernama Podo Ngopi.
Inovasi dan Peluang di Tengah Pandemi
Di tengah tantangan yang dihadirkan oleh pandemi COVID-19, Arsy mengambil sikap proaktif. Dia melihat bahwa ada kebutuhan mendesak di kalangan mahasiswa untuk mendapatkan tempat belajar yang nyaman dan terjangkau. Selain itu, tingginya angka pengangguran juga memicu keinginan Arsy untuk menciptakan lapangan kerja.
Podo Ngopi pun berkembang pesat, dan sekarang mampu mempekerjakan empat karyawan. Meskipun mengelola bisnis sambil kuliah bukanlah hal yang mudah, dia berusaha keras untuk terus belajar dari setiap pengalaman yang didapatnya.
“Memang cukup menantang, tetapi setiap masalah yang muncul selalu diselesaikan dengan semangat pantang menyerah,” tanggap Arsy. Pengalaman ini tidak hanya membentuk karakter, tapi juga meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang wirausahawan.
Peran Aktif dalam Ekosistem Kewirausahaan
Sebagai seorang yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, Arsy juga aktif dalam membangun ekosistem wirausaha di kampusnya. Dia berpartisipasi di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI PT) ITS, di mana ia diamanahi untuk memimpin organisasi tersebut pada periode 2023. “Saya ingin menjadikan organisasi ini lebih berimpact bagi mahasiswa,” ujarnya penuh semangat.
Dalam posisinya tersebut, dia merancang berbagai program untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam dunia kewirausahaan. Salah satu program yang ia gagas adalah Sinau Bareng Owner, yang menghadirkan para pengusaha lokal sebagai narasumber.
Kegiatan tersebut tidak hanya terbuka untuk anggotanya, tetapi juga untuk seluruh mahasiswa ITS. Ini menjadi platform kolektif yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar dari pengalaman pengusaha sukses.
Pentingnya Belajar dari Pengalaman Pengusaha Lain
Program Sinau Bareng Owner dirancang untuk menjembatani mahasiswa dengan dunia nyata. Arsy percaya bahwa belajar langsung dari pengusaha yang telah berpengalaman akan memberikan perspektif baru bagi mahasiswa. “Dengan mendengar langsung dari mereka, mahasiswa dapat memahami tantangan dan strategi dalam menjalankan bisnis,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi tentang berbagai aspek kewirausahaan. Ini juga menginspirasi banyak dari mereka untuk memulai usaha mereka sendiri di masa depan.
Arsy berharap kegiatan semacam ini akan membawa dampak positif yang lebih luas pada masyarakat. Dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa, dia yakin akan ada gelombang baru wirausahawan muda yang muncul dari ITS.
Kemandirian dan Semangat Wirausaha sebagai Modal Utama
Dalam perjalanan kariernya, kemandirian yang diajarkan di pondok pesantren berperan sangat penting. Arsy merasa bahwa nilai-nilai tersebut membangkitkan semangatnya untuk terus berjuang dan tidak mudah menyerah. “Setiap langkah yang saya ambil adalah bagian dari proses belajar yang sangat berharga,” ujarnya.
Kemandirian ini tidak hanya terlihat dalam bisnisnya, tetapi juga dalam komitmennya untuk berkontribusi kepada sesama. Arsy ingin melihat lebih banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat dari usaha yang telah dibangunnya.
Komitmennya untuk terus belajar dan beradaptasi dengan kondisi yang ada menjadi salah satu kunci kesuksesannya. Dengan langkah yang tepat, dia ingin dapat memberi inspirasi kepada generasi muda lainnya untuk mengejar impian mereka.