Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya percepatan transformasi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam sebuah pidato, ia merinci target ambisius untuk meningkatkan usia harapan hidup dan usia hidup sehat di tanah air.
Menurut Budi, masyarakat seharusnya tidak hanya hidup lama, tetapi juga hidup sehat. Dalam upaya tersebut, Ia menetapkan target untuk meningkatkan usia harapan hidup dari 72 menjadi 75 tahun, serta usia hidup sehat dari 60 menjadi 65 tahun.
Strategi yang diusulkan sangat sederhana: mempertahankan kesehatan masyarakat dan mencegah timbulnya penyakit. Menurutnya, pencegahan akan selalu lebih baik dan lebih ekonomis dibandingkan dengan pengobatan.
Mempromosikan Kesehatan Sebagai Prioritas Utama
Budi menegaskan bahwa pendekatan promotif dan preventif harus menjadi fokus utama dalam kebijakan kesehatan. Dengan lebih dari 260 juta penduduk yang relatif sehat, upaya menjaga kesehatan mereka menjadi lebih penting daripada hanya mengobati yang sudah sakit.
“Mengobati orang sakit hanya menyentuh sekitar 30 juta penduduk. Strategi menjaga 260 juta penduduk tetap sehat jauh lebih efektif,” katanya. Pernyataan ini mencerminkan visi jangka panjang untuk kesehatan nasional.
Pentingnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat dapat mengurangi beban pada sistem kesehatan. Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam kegiatan promotif, diharapkan angka penyakit dapat ditekan.
Tantangan dalam Pendanaan Kesehatan Global
Pada momen tersebut, Menkes juga menyentuh tantangan yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan di level global. Menurunnya bantuan internasional membuat negara seperti Indonesia perlu mengembangkan sistem pendanaan kesehatan yang lebih mandiri.
Hal ini menjadi semakin krusial mengingat dampak dari penurunan bantuan dapat mempengaruhi layanan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan strategi inovatif untuk mendapatkan dana yang cukup demi keberlangsungan program kesehatan.
Indonesia perlu memikirkan ulang arsitektur sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan, agar masyarakat dapat terus menerima layanan yang dibutuhkan. Ketahanan dalam pendanaan kesehatan adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.
Pentingnya Vaksinasi HPV dan Intervensi Kesehatan Lainnya
Budi juga menggarisbawahi bahwa intervensi kesehatan yang penting, seperti percepatan vaksinasi HPV, tidak boleh ditunda. Dengan menunda program ini, dampaknya dapat berakibat fatal bagi banyak perempuan Indonesia, terutama yang berisiko terkena kanker serviks.
“Jika kita menunda lima tahun, lebih dari 30.000 perempuan dapat kehilangan nyawa setiap tahun akibat kanker serviks,” ucapnya dengan tegas. Pengurangan waktu untuk memberikan vaksinasi bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Penting bagi masyarakat untuk memahami urgensi vaksinasi sebagai langkah pencegahan. Ini adalah salah satu cara untuk menjamin kesehatan dan keselamatan jangka panjang, terutama bagi perempuan di Indonesia.
Forum IHPM 2025 menjadi ajang strategis yang dihadiri berbagai mitra dari berbagai sektor, termasuk lembaga internasional, akademisi, dan sektor swasta. Kegiatan ini menjadi wadah konsolidasi dalam mendukung peta jalan transformasi kesehatan Indonesia menuju tahun 2030.
Dengan partisipasi dari berbagai pihak, harapan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan semakin besar. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam upaya mendukung kesehatan masyarakat.




