loading…
LPEM FEB UI mencatat situasi pengangguran di Indonesia semakin memprihatinkan di kalangan lulusan tinggi. Lebih dari 6.000 lulusan S2 dan S3 saat ini dalam tahap putus asa dan tidak lagi mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Fenomena ini menjadi sorotan penting dalam dunia pendidikan dan ketenagakerjaan di Indonesia. Meski banyak yang berpendidikan tinggi, tantangan mendapatkan pekerjaan yang layak tetap mengintai mereka setiap saat.
Menurut analisis terbaru, jumlah lulusan yang tidak mendapatkan pekerjaan terpaksa menghadapi realitas yang keras. Keyakinan bahwa peluang kerja tidak ada menjadi salah satu alasan utama mereka putus asa.
Menelusuri Angka Pengangguran di Kalangan Lulusan S2 dan S3
Berdasarkan laporan dari LPEM FEB UI, total pengangguran dari kalangan lulusan S1 tercatat sebanyak 45.000 orang. Di antara mereka, lebih dari 6.000 adalah lulusan program pascasarjana, menunjukkan tren yang mencemaskan di sektor pendidikan tinggi.
Jumlah lulusan yang tidak memiliki pekerjaan ini walaupun kecil, namun harus dipandang serius oleh semua pihak. Pengangguran ini sangat memengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Tentunya, keberadaan lulusan yang merasa tidak ada prospek kerja dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Faktor ini menciptakan siklus negatif, di mana orang awam mungkin meragukan nilai dari gelar yang diperoleh.
Penyebab Utama Pengangguran di Pendidikan Tinggi
Berdasarkan temuan, ada beberapa alasan mengapa lulusan S2 dan S3 menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan. Salah satunya adalah ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki dan kebutuhan pasar. Kesenjangan ini sering mengakibatkan frustrasi di kalangan lulusan.
Pengalaman kerja yang dianggap tidak memadai juga menjadi penghalang signifikan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Banyak pemberi kerja lebih memilih kandidat yang sudah memiliki pengalaman di bidang tertentu.
Selain itu, persepsi mengenai usia juga turut berperan, di mana lulusan yang dianggap masih muda mungkin kurang diperhitungkan. Hal ini memperburuk kondisi mereka yang sudah terlanjur putus asa dalam mencari pekerjaan.
Implikasi Pengangguran bagi Masyarakat dan Ekonomi
Siklus pengangguran di kalangan lulusan S2 dan S3 bisa memberikan dampak yang lebih luas, baik bagi masyarakat maupun ekonomi secara keseluruhan. Kurangnya kesempatan kerja dapat menyebabkan fenomena sosial yang tidak diinginkan seperti peningkatan angka kriminalitas dan ketidakpuasan sosial.
Ketidakpuasan tersebut bisa melahirkan gerakan sosial yang berpotensi mengganggu stabilitas domestik. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menemukan solusi agar masa depan lulusan lebih cerah.
Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 6.000 lulusan ini merasa putus asa tanpa pemasukan dan tidak menemukan jalan keluar dari situasi ini. Hal ini semakin meningkatkan kebutuhan untuk memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan dukungan yang diperlukan.




